PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Kamis, 15 November 2012
7. Memahami wacana sastra puisi dan cerpen
7.1 Membacakan puisi
karya sendiri dengan
lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang sesuai
Rabu, 14 November 2012
3. Memahami artikel dan teks pidato
3.1 Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel
melalui kegiatan membaca intensif
Membaca adalah salah satu
jenis keterampilan berbahasa dan juga suatu proses yang kompleks dan rumit.
Membaca yang kompleks dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu tergantung dari SDM atau
diri individu sedangkan faktor eksternal yaitu berasal dari motivasi luar dan
keduanya baik internal eksternal saling berkaitan. Faktor internal dan faktor
eksternal bertujuan untuk memetik dan memahami arti makna yang ada dalam
tulisan. Tujuan membaca adalah dapat memahami isi yang terkandung dalam
bacaan, dapat menemukan ide pokok dalam suatu bacaan, dapat mengetahui
permasalahan yang ada dalam bacaan dan dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan serta dapat membandingkan isi dari bacaan yang telah dibaca.
Membaca dapat diartikan
sebagai proses dari alat indera yaitu mata dan mulut serta pikiran yang
berproses mengartikan dan mengolah makna yang terkandung dalam tulisan atau
bacaan. Kita sering membaca bermacam-macam tulisan diantaranya dengan membaca
artikel. Artikel merupakan salah satu sumber informasi. Memuat hal-hal aktual
yang sedang dibicarakan dan menampilkan solusi terhadap persoalantersebut.
Artikel menurut Kamus
Besar Indonesia adalah karya tulis lengkap misalnya laporan, , berita atau
esai dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya. Artikel terdiri dari
gagasan-gagasan yang tertuang ke dalam bentuk kalimat pada masing-masing
paragraf. Gagasan inilah yang disebut dengan ide pokok penulisan. Biasanya
kita sulit menentukan ide pokok dan permasalahan yang terdapat dalam artikel
karena disebabkan kurangnya daya pemahaman dan memaknai isi dari suatu bacaan
dan kurangnya pengetahuan ataupun teknik dalam menemukan ide pokok dan
permasalahan dalam artikel. Kita dapat menemukan ide pokok dan permasalahan
dalam artikel dengan membaca intensif, sehingga kita dengan cepat menemukan
ide pokok yang terdapat dalam artkel.
Membaca intensif
merupakan suatu kegiatan membaca secara teliti dengan tujuan memahami
keseluruhan isi bacaan, baik yang bersifat tersurat maupun tersirat. Dengan
membaca intensif kita dapat dengan mudah menentukan ide pokok dan
permasalahan dalam artikel. Ide pokok yang terdapat dalam artikel atau bacaan
biasanya terdapat di awal kalimat (kalimat deduktif) , diakhir kalimat (
kalimat induktif) dan di tengah kalimat serta terdapat diawal dan akhir
kalimat (campuran). Dengan demikian membaca intensif dapat mempermudah para
pembaca ataupun pelajar dalam menemukan ide pokok dan permasalahan yang
terdapat dalam artikel ataupun bacaan lainnya.
·
Membaca Intensif
Membaca intensif
merupakan suatu kegiatan membaca secara teliti dengan tujuan memahami
keseluruhan isi bacaan, baik yang bersifat tersurat maupun tersirat. Tujuan
membaca intensif yaitu dapat dengan mudah menemukan ide pokok dan
permasalahan yang dikaji dalam artikel atau suatu bacaan. Biasanya kita sulit menemukan ide pokok dan
permasalahan dalam artikel karena kurangnya pemahaman dan memaknai isi
artikel atau suatu bacaan serta kurangnya pengetahuan tentang cara menemukan
ide pokok dalam artikel. Untuk itu kita menggunakan cara membaca intensif
dalam menemukan ide pokok maupun permasalahan yang dikaji dalam artikel
maupun dari bacaan lainnya.
A. Cara
Menemukan Ide Pokok dan Permasalahan dalam Artikel
Didalam menemukan ide
pokok dan permasalahan dalam artikel ada beberapa letak yaitu terdapat di
awal kalimat (deduktif), di akhir kalimat(induksi), di tengah kalimat dan di
awal dan di akhir kalimat (campuran). Cara menemukan ide pokok dan
permasalahan dalam artikel yaitu bacalah artikel kemudian temukan ide
pokoknya, biasanya ide pokoknya dijumpai di awal kalimat, di akhir kalimat
dan di tengah kalimat serta di awal dan akhir kalimat, bila perlu
kalimat-kalimat penjelas atau gagasan pendukungnya diabaikan. Setelah menemukan
ide pokoknya dari masing-masing paragraf, rangkaikanlah dengan kalimat yang
sederhana dan efektif untuk menjadikannya ke dalam satu kesatuan pikiran.
Dengan demikian, pokok pesoalan atau permasalahan yang dibahas dalam artikel
menjadi jelas. Menemukan ide pokok terdapat beberapa pola yaitu terbagi atas
dua pola yakni:
B. Pola
Pengembangan Paragraf Secara Induksi
Pola pengembangan
paragraf secara induksi yaitu pola pengembangan ide pokok atau
gagasan-gagasan yang terdapat di akhir kalimat. Pola pengembangan paragraf
secara induksi terdiri dari generalisasi, analogi dan sebab-akibat.
Generalisasi adalah proses penalaran menggunakan beberapa pernyataan khusus
dengan ciri-ciri tertentu untuk ditarik simpulan yang bersifat umum. Analogi
adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal (atau lebih) yang memiliki
sifat atau keadaan yang sama agar dapat ditarik simpulan yang sejalan.
Sedangkan sebab-akibat adalah penyebab dari suatu masalah menuju akibat dari
masalah tersebut.
C. Pola
Pengembangan Paragraf Secara Deduktif
Pola pengembangan
paragraf secara deduktif yaitu pola pengembangan ide pokok atau
gagasan-gagasan yang terdapat diawal kalimat. Pengembangan secara deduktif
terdiri dari silogisme dan entimem. Silogisme adalah sebuah cara menarik
simpulan (konklusi) berdasarkan premis yang ada. Premis adalah pernyataan
yang dianggap atau diamsusikan benar. Sedangkan entimem adalah silogisme yang
diperpendek atau dipersingkat. Caranya dengan melesapkan unsur PU (premis
umum)
Tugas :
A. Pilihlah novel yang baru diterbitkan, biasanya
3 tahun terakhir;
B. Kemukakan identitas buku novel secara singkat
berkenaan dengan pengarang, tahun terbit, dan jumlah halaman, serta katalog;
C. Kemukakan garis besar novel secara ringkat,
kelebihan dan kekurangannya.
3.2 Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi yang tepat
Sangat besar kemungkinannya dalam suatu kesempatan nanti kamu akan
diminta untuk menyampaikan suatu pidato, entah karena jabatan yang diduduki
atau karena prestasi yang diraih. Namun, sering seseorang gundah dan berkelit
ketika diminta memberikan pidato dalam suatu acara. Berbagai alasan
dikemukakan, mulai dari kurang PD (percaya diri), demam panggung, belum
berpengalaman, sampai tidak tahu apa yang harus dikatakan. Sebenarnya hal itu
tidak perlu terjadi karena ada bermacam-macam cara berpidato yang dapat
dipilih sesuai kemampuan.
Ada 4 metode yang lazim dipergunakan dalam berpidato, yaitu sebagai
Berikut:
1. Metode Impromtu Pidato dilakukan secara spontan
tanpa persiapan sama sekali. Hanya yang dipandang mampu, ahli, atau
berpengalaman yang biasanya diminta untuk menyampaikan dengan metode ini.
2. Metode Menghafal Pidato dilakukan dengan
menghafalkan teks/naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kelemahan cara
ini, orator harus banyak meluangkan waktu. Selain itu, orator menjadi kurang
komunikatif dan tidak bisa fleksibel mengikuti perkernbangan situasi.
3. Metode Naskah Pidato dilakukan dengan membacakan
naskah yang telah dipersiapkan sebelumnva. Biasanya dipergunakan untuk
pidato-pidato resmi. Keuntungan cara ini, teks bisa disusun atau dibuatkan
oleh orang lain.
4. Metode Ekstemporan Pidato dilakukan dengan membuat
persiapan secara garis besar. Selanjutnya dikembangkan sendiri dengan
menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Di antara metode di
atas, cara paling cocok bagi yang baru belajar atau pertama kalinya
melakukan, yaitu metode naskah. Keuntungan metode ini adalah orator tidak
perlu berpikir tentang materi yang akan disampaikan. Semua kata yang akan
diucapkan, sudah ditulis dalam naskah dan tinggal membacakannya. Oleh karena
naskah ditulis sebelum berpidato, ia dapat meminta bantuan orang lain untuk
memberi masukan materi pidatonya. Bahkan, ada yang sepenuhnya dibuatkan oleh
orang lain. Sementara kelemahannya, yaitu seseorang harus mengeluarkan waktu
lebih banyak untuk menyusun dan membacakannya. Selain itu, karena terpaku
pada teks, pidato menjadi tidak komunikatif. Tatapan mata kepada hadirin
sebagai bentuk komunikasi tubuh menjadi kurang terjalin. Orator juga menjadi
terlalu terikat dan kurang fleksibel beradaptasi dengan perkembangan situasi
dan reaksi audiensi. Untuk mengimbangi beberapa kelemahan itu, orator harus
dapat menghidupkan naskah yang dibacanya. Caranya adalah membacakan dengan
ekspresif, berirama dan dengan intonasi yang tepat. Ucapan juga harus
terdengar dengan jelas. Oleh karena itu, selain mempersiapkan naskah pidato,
penting sekali untuk berlatih terlebih dahulu sebelum membacakan teks pidato.
Untuk mengetahui bagaimana cara membacakan teks pidato secara menarik,
terlebih dahulu, Simaklah pidato berikut ini. Gurumu atau siswa vang memiliki
kemampuan membaca yang baik, akan membacakannya untuk kalian.
Tata Cara Pidato Yang Baik dan Benar Tata Cara Pidato Yang Baik dan Benar
adalah salah satu pelajaran bahasa Indonesia. Pidato atau Orasi adalah
merupakan suatu kegiatan berbicara menyampaikan sesuatu hal di depan umum.
Hal yang disampaikan itu dapat berupa pendapat, gambaran atau penjelasan
tentang suatu hal. Pidato berfungsi untuk mempermudah komunikasi antara 2
pihak atau lebih. Ada 4 metode berpidato yaitu Impromptu (pidato serta merta
tanpa persiapan), Memoriter (pidato dengan menghapalkan naskan pidato),
Naskah (pidato dengan membaca naskah pidato), Ekstemporan (pidato dengan
menyiapkan garis-garis besarnya saja atau berupa konsep mentah dari naskah
pidato). Setiap orang mempunyai potensi berpidato atau berorasi atau
berbicara di depan khalayak umum. Kemampuan berpidato ini bisa didapat dari
latihan atau bahkan sememang bakat bawaan.
Bagi yang ingin berlatih pidato, perlu mengetahui teknik dan tata cara
berpidato yaitu : Mengetahui tujuan berpidato. Pidato yang akan disampaikan
ditujukan untuk membicarakan hal apa saja? Hal ini dapat disebut juga Tema
Pidato. Perlu juga mengetahui dimana tempat berpidato dan siapa saja yang
akan menjadi pendengar. Materi atau Bahan pidato sesuai dengan Tema Pidato
yang akan disampaikan. Jika pidato bertema pendidikan, maka bahan pidato
adalah hal-hal yang mengenai pendidikan, baik tentang pendidikan smp, sma,
atau hal-hal lain yang menyangkut pendidikan. Untuk pemula seperti anak smp
maupun anak sma, 2 teknik pidato yang disarankan adalah teknik Naskah
(membaca naskah pidato) yang dapat dilanjutkan ke teknik Memoriter (menghapal
pidato). Jika kemampuan telah cukup, maka dapat digunakan teknik Ekstemporan
(garis-garis besar atau konsep naskah pidato) atau bahkan dapat menggunakan
teknik Impromptu (serta merta tanpa persiapan). Untuk pemula, perlu melatih
suara, pengucapan, intonasi kalimat dan juga artikulasi serta perlu mengetahui
jeda pembacaan sehingga pidato enak didengar dengan menggunakan nada bicara
yang tegas lugas tidak berirama sepeti membaca puisi atau berdeklamasi.
Berpenampilanlah yang rapi saat berpidato, karena akan menjadi titik sentral
pandangan umum. Menggunakan bahasa tubuh sebaik mungkin yaitu gerakan tangan
dan anggota tubuh sesuai dengan irama pidato tapi tidak secara berlebihan.
Menyisipkan humor pada pidato disesuaikan dengan keadaan dan tujuan pidato.
Jika pidato pada acara pemakaman mayat, jangan sekali-sekali menyisipkan
humor. Berpidatolah sesuai panjang waktu yang wajar. Untuk pemula sebaiknya
menggunakan waktu yang pendek saja. Tidak menggunakan kata yang
berulang-ulang kecuali dibutuhkan untuk penekanan tujuan.
|
2. Mengungkapkan gagasan, tanggapan, dan informasi dalam diskusi
2.1 Menyampaikan
gagasan dan tanggapan
dengan alasan yang logis dalam
diskusi
Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Dalam Diskusi
Diskusi berarti bertukar pikiran. Diskusi merupakan suatu bentuk tukar
pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun besar.
Diskusi bertujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan
keputusan bersama mengenai suatu masalah. Salah satu ciri yang paling
menonjol dalam diskusi adalah adanya forum tanya jawab. Ada beberapa macam
bentuk diskusi, diantaranya sebagai berikut:
·
Diskusi panel
Diskusi panel melibatkan beberapa pembicara (panelis) yang mempunyai
keahlian dalam bidang masing-masing dan bersepakat mengutarakan pendapat dan
pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan pendengar.
·
Simposium
Simposium hampir sama dengan diskusi panel, hanya lebih bersifat formal.
Pembicara harus menyampaikan makalah mengenai suatu masalah yang disoroti
dari sudut keahlian masing-masing.
·
Seminar
Seminar merupakan pertemuan yang membahas suatu masalah dengan tujuan
untuk mendapatkan pemecahan masalah tersebut. Oleh karena itu, dalam seminar
harus dlakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan, baik berbentuk
usul, saran, solusi, maupun rekomendasi.
Persiapan sebuah diskusi sangat bergantung pada bentuk diskusi yang
dipilih. Ada beberapa tahap yang harus diperhatikan pada saat akan mengadakan
diskusi, yakni sebagai berikut.
·
Menentukan topik yang menarik untuk
dibahas dalam diskusi.
·
Merumuskan tujuan yang hendak dicapai
sesuai dengan topik yang dipilih.
·
Menentukan pemimpin diskusi atau
moderator. Moderator dalam diskusi bertugas:
1.
menjelaskan tujuan dan maksud diskusi;
2.
mengatur jalannya diskusi agar
berlangsung tertib dan teratur;
3.
menyimpulkan dan merumuskan setiap
pembicaraan diskusi;
4.
menutup diskusi dan menyiapkan
laporan.
·
Menenrukan panelis, pembicara, atau
narasumber. Pembicara diskusi mempunyai tugas:
1.
menyiapkan dan menguraikan bahan atau
materi yang akan didiskusikan;
2.
menyampaikan materi yang telah
disiapkan;
3.
menjawab tanggapan-tanggapan para
peserta diskusi atau audiens.
·
Menentukan sekretaris diskusi atau
notulis. Notulis bertugas mencatat hal-hal penting selama jalannya diskusi.
·
Dalam diskusi biasanya muncul pendapat
atau tanggapan berupa dukungan atau sanggahan terhadap pendapat peserta
diskusi. Pernyataan dukungan atau sanggahan tersebut tetap harus disampaikan
dengan bahasa yang baik dan santun.
Contoh pernyataan dalam diskusi.
Alifia : " Setelah mendengar pendapat teman-teman, saya lebih
cenderung menyatakan tema drama ini adalah masalah keadilan dan kebenaran”.
Secara lengkap dapat diuraikan bahwa dalam sebuah negara harus ada
pemimpin yang jujur, adil, serta berani menentang kejahatan. "
Joko : "Saya sependapat dengan Saudari Alifia. Namun, saya
ingin menambahkan bahwa tema yang ditampilkan ternyata mencakup juga masalah
sosial."
Moderator : "Terima kasih Saudari Alifia dan Saudara Joko. Saya
kira kita sudah sependapat menentukan tema drama S andy a Kala N ing Maj ap
ahit karya Sanusi Pane ini."
Catatan hasil diskusi dituliskan dalam bentuk notulen. Notulen merupakan
catatan singkat mengenai jalannya diskusi, hal-hal yang diputuskan dalam
diskusi tersebut, serta pembicaraan penting lainnya. Hasil catatan tersebur
dapat dijadikan rujukan pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati. Oleh
karena itu, selama berjalannya diskusi, notulis harus mampu mencatat hal-hal
penting dan hasil-hasil yang dicapai.
'
Berikut disajikan contoh
Notulen hasil diskusi atau seminar.
·
Tanggal : 26Apri1 2005
·
Waktu : Pukul 9.00 s.d. 11.30
\7lB
·
Tempat : Aula SMP Merah Putih
·
Tema : Diskusi"Remaja dan
Pergaulan Bebas"
·
T.ujuan : Mencermati perkembangan
pergaulan remaja yang cenderung mengarah pada pergaulan bebas serta
menentukan langkahlangkah pembinaan.
·
Pembicara : Drs. Ramlah Panigoro
·
Ketua/ Moderator : Tiana
Juliansyah
·
Notulis : Wulandari Septiani
·
Jumlah peserta : 50 orang siswa
·
Susunan acara :
1.
Pembukaan
2.
Penyajian materi
3.
Tanya jawab
4.
Penutup
Pokok permasalahan yang dibicarakan:
1.
Perkembangan remaja dalam konteks masa
kini
2.
Tinjauan sisi positif dan negatif
pergaulan remaja saat ini
3.
Meminimalisasikan pergaulan negatif
remaja untuk menghindari pergaulan bebas yang bertentangan dengan agama dan
nilai-nilai moral masyarakat
4.
Menumbuhkan motivasi remaja
mengembangkan potensi dirinya
Kesimpulan:
Semakin maraknya pengaruh budaya Barat berakibat pada kehidupan pergaulan remaja saat ini. Oleh karena itu, kita harus mampu menyaring pengaruh-pengaruh negatif budaya tersebut agar tidak terjerumus pada kesesatan yang akan merugikan diri kita di dunia dan akhirat. Diskusi merupakan pembahasan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk memecahkan suatu permasalahan atau untuk mencapai kesepakatan. Dalam diskusi, ide diperdebatkan sehingga tampak kekurangan dan kelebihan dari ide tersebut. Permasalahan yang diangkat dalam diskusi akan dikaji sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipahami oleh seluruh peserta diskusi.
Perdebatan/pengkajian masalah dalam diskusi biasanya diwarnai dengan pro
dan kontra, setuju dan tidak setuju, serta sanggahan dan penolakan pendapat.
Hal-hal tersebut wajar dalam sebuah diskusi asalkan disampaikan dengan penuh
tanggung jawab disertai bukti/alasan yang kuat. Selain itu, seseorang yang
menyampaikan pendapatnya dalam diskusi harus
menyampaikannya secara santun, misalnya :
1.
Maaf, saya kurang setuju dengan
pendapat Saudara. Menurut saya, pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab
salah satu pihak.
2.
Maaf, Saudara Amin, usul Anda
sebenarnya menarik, tetapi perlu diingat bahwa kita tidak mempunyai dana yang
cukup.
3.
Maaf, saya tetap tidak setuju dengan
pendapat Saudara, tetapi bukan berarti bahwa saya tidak akan bertanggung
jawab terhadap kesepakatan yang diputuskan dalam forum ini.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Sekolah :SMP Mata Pelajaran:Bahasa Indonesia Kelas/Semester:VIII/2 Standar Kompetensi: 10. Mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan diskusi dan protokoler. Kopetensi Dasar : 10.1 Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan. Indikator : (1)Mampu menjelaskan etika dalam diskusi; (2)Mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan. Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan) A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.Siswa dapat menjelaskan etika dalam diskusi dengan benar. 2.Siswa dapat menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan yang tepat. B. MATERI PEMBELAJARAN Penyampaian persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi. 1.Etika berdiskusi 2.Cara menyampaikan persetujuan 3.Cara menyampaikan sanggahan 4.Cara menyampaikan penolakan pendapat C. METODE PEMBELAJAN 1.Tanya Jawab 2.Pemodelan 3.Demonstrasi 4.Diskusi 5.Penugasan D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Awal a.Siswa dan guru bertanya jawab tentang diskusi b.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti a.Siswa dan guru bertanya jawab tentang etika dalam berdiskusi. b.Guru menayangkan rekaman sebuah diskusi (yang di dalamnya terdapat penyampaian persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat) sebagai model untuk dicermati siswa. c.Siswa mencermati tayangan rekaman diskusi. d.Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara menyampaikan persetujuan, sanggahaan, dan penolakan pendapat dalam diskusi. e.Siswa berkelompok, tiap-tiap kelompok terdiri atas 5 siswa. f.Tiap-tiap kelompok dengan bimbingan guru menentukan topik diskusi g.Siswa dengan bimbingan guru dalam kelompok masing-masing melakukan latihan menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi. h.Siswa dan guru menyimpulkan cara menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi dengan disertai bukti dan alasan yang tepat. 3. Kegiatan Akhir Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN 1.Sumber : Buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII Penerbit Erlangga. 2.Media : Rekaman diskusi dalam bentuk VCD F. PENILAIAN 1.Teknik : Penilaian Tertulis dan Penilaian Unjuk Kerja 2.Bentuk instrumen : Tes Uraian dan Tes Uji Produk 3.Soal / instrumen : 1. Jelaskan etika dalam berdiskusi secara singkat dan jelas! Pedoman Penskoran:
2.2 Menyampaikan
intisari buku nonfiksi dengan menggunakan bahasa yang efektif dalam diskusi
Buku atau karangan yag berisi riwayat hidup
seseoranga diistilahkan biografi. Kata biografi berasal berasal dari kata bio
yag berarti hidup dan graf yang berarti huruf atau tulisan. Namun jika
riwayat hidup sendiri ditulis oleh penulis sendiri diistilahkan otobiografi.
Seseorang dibukukan atau ditulis riwayat hidupnya karena orang
tersebut memiliki keistimewaan tertentu banyak tokoh yang namanya diabadikan
melalui biografi, seperti sastrawan, seniman, tokoh polotik ataw negarawan,
dan sebagainya. Berikut beberapa manfaat membaca biografi tokoh tertentu :
a. Muncul kesadaran diribahwa kita
harus selalu belajar agar berhasil seperti mereka.
b. Tumbuh rasa bangga kepada pahlawan
di bidang apapun.
c. Mendapatkan pengalaman hidup bahwa
suatu keberhasilan diraih dengan kerja dan pengorbanan.
Hal-hal
yang biasanya dalam biografi ditulis dalam biografi adalah sebagaiberikut.
a. Nama
lengkap
e. Riwayat perjuangan bangsa, pekerjaan atau profesi
b. Tempat dan tanggal
lahir
f. Kelebihan dan keistimewaaan yang di miliki
c. Orang
tua
g. Riwayat berkeluarga (istri atau suami dan anaknya)
d. Riwayat pendidikan
Buku nonfiksi berisi riwayat hidup seseorang, biasanya tokoh atau orang
disebut buku biografi buku itu berisi pandangan hidup, pejuangan,
keberhasilan/prestasi dan kesulitan/masalah yang mereka hadapi. Tentunya
dengan anda membaca buku biografi ini, Anda akan memperoleh banyak manfaat
dan keteladanan serta yang menarik dari tokoh tersebut. Buku tersebut dapat
ditulis olehtokoh sendiri atau orang lain yang mengenalnya.
Agar anda dapat membaca intisari biografi dengan efektif, anda dapat
melakukan beberapa langkah di bawah ini
Setelah membaca buku tersebut, anda dapat menuliskan
hal-hal berikut.
a. Mencatat hal-hal menarik dari intisari Biografi
b. Menyampaikan hak-hal menarik dan intisari buku dalam
diskusi dengan kaliam efektif
c. Menanggapi penyampaian intisari buku.
|
Langganan:
Postingan (Atom)